Menurut Littlejohn, di dalam tradisi terdapat berbagai
teori dan teori-teori tersebut dapat dikelompokkan dalam beberapa tinjauan
sudut pandang. Tinjauan sudut pandang tersebut yaitu
berdasarkan
pelaku komunikasi, pesan, percakapan, hubungan, kelompok, organisasi, media,
budaya dan masyarakat. Dari
tinjauan kelompok, ada 4 jenis tradisi yang dapat dijelaskan: tradisi
sosiopsikologis, sibernetika, sosiokultural dan kritis.
A. Tradisi Sosiopsikologis
Analisis Proses Interaksi (Robert Bales)
Analisis
proses interaksi berinti pada message, role, and personality yang
dapat dijelaskan sebagai jenis pesan
yang dipertukarkan dalam kelompok, bagaimana pesan itu membentuk peran anggota
dan bagaimana pesan itu mempengaruhi karakter/sifat kelompok secara
keseluruhan. Selanjutnya, teori ini berfokus pada bagaimana keseimbangan antara tugas dan kebutuhan
antarpribadi dalam suatu kelompok. Kelompok akan mempertahankan keseimbangan
jika ada pembagian porsi yang pas antara membahas tugas dan melakukan
komunikasi antarpribadi.
Contoh: update-an
Path Ratih pada Senin, 6 Juni 2015.
Dari ilustrasi di samping, kita mendapat informasi bahwa
Ratih, Devi dan Silvi berkelompok untuk menyelesaikan tugas Statistika Sosial.
Mereka telah bersiap membawa laptop,
kertas soal dan catatan untuk menyelesaikan tugas tersebut. Namun, ketika
mereka menyadari ketidakpastian tugas yang akan dikerjakan dan cara
pengerjaannya, akhirnya mereka bertiga menghabiskan waktu untuk ngobrol dan
bercanda.
Menurut Bales, ilustrasi tersebut dapat dijelaskan dengan
macam perilaku task behavior dan socio-emotional behavior. Perilaku yang
termasuk dalam task behavior yaitu
berbagi opini, saran dan informasi sebagai pembagian tugas individu dalam
kelompok. Jelas hal tersebut nampak dalam ilustrasi tersebut karena ada
pembagian tugas (siapa yang bawa laptop,
bawa soal, bawa catatan) dan ada proses berbagi opini, saran dan informasi
mengenai tugas yang akan dikerjakan. Kemudian, perilaku yang termasuk dalam socio-emotional behavior yaitu
komunikasi antarpribadi yang mereka lakukan dengan ngobrol dan bercanda.
Bales juga mengungkapkan adanya kemungkinan muncul ketegangan
mental jika suatu kelompok hanya berorientasi pada tugas dan tidak ada usaha
untuk memenuhi kebutuhan komunikasi antarpribadi. Hal itu akan berdampak pada
keseimbangan, kekompakan, solidaritas kelompok bahkan ada
"pemberontakan" untuk memenuhi kebutuhan antarpribadi.
Contoh:
Dalam sebuah kelompok bimbingan
belajar, yang diharapkan adalah guru/pembimbing mampu berinteraksi dengan baik
dan menarik perhatian siswa. Namun, jika guru/pembimbing hanya berfokus pada
materi ajar dan tidak mampu menguasai atensi siswa, yang ada siswa-siswi sibuk
sendiri dengan kebutuhan pribadi maupun kebutuhan antarpribadi seperti tidur, ngobrol dengan teman, bermain gadget, dll.
Tahapan terjadinya proses interaksi dalam kelompok:
1.
Orientasi
Tahapan untuk saling bertanya,
mencari tahu, berbagi info tentang identitas, tujuan, tugas yang akan dikerjakan,
pembagian wewenang dalam kelompok, dll.
2.
Evaluasi
Tahap pengekspresian fakta dan opini
terhadap pertanyaan dan isu-isu yang muncul pada tahap orientasi.
3.
Kontrol
Tahap di mana solidaritas dan minat
per individu sudah terlihat dari pernyataan-pernyataan pada tahap evaluasi.
Pada tahap ini diperlukan pengarahan/kontrol agar tujuan kelompok tercapai.
Jenis-jenis masalah yang mungkin timbul dalam proses
interaksi kelompok:
Bales memfokuskan amatannya pada dimensi
psikologis/kepribadian individu yang terjalin dalam kelompok dan terlihat dari
cara berkomunikasinya. Itu juga sama halnya dengan tradisi sibernetika yaitu
berfokus pada komunikasi kelompok, terutama melihat bagaimana komunikasi
membantu membentuk dan mengelola kelompok. Tapi yang membedakan adalah tradisi
sibernetika tidak melihat pada sisi pribadi tapi melihat ke dalam sistem dalam
kelompok.
Komentar
Posting Komentar