Serba Serbi Mahasiswa Korban PHP Dosen Pembimbing Skripsi

Wah, udah lama banget aku nggak nulis di blog ini.
Yups, terakhir aku unggah tugas kuliahku untuk semester 4. Sekarang aku udah semester 7 dan sedang berjuang menyelesaikan skripsi.
Daripada nganggur nunggu jadwal bimbingan dosen, menulis seperti ini asyik juga. Kangen!

Pada artikel ini aku coba menceritakan pengalaman dan memberi saran pada kalian dengan seobjektif mungkin.
Jadi, sudah siapkah kalian hadapi masa-masa semester akhir perkuliahan?

Cerita di Balik Skripsi
 
Jadi, tahapan penyusunan skripsiku dimulai dengan pembuatan proposal penelitian.
Mahasiswa mengajukan tema penelitian kepada fakultas dan nanti pihak fakultas akan memilihkan 2 orang dosen pembimbing untuk mahasiswanya. Proposal ini nantinya akan menjadi BAB I pada skripsi utuh.
Setelah proposal itu disetujui oleh kedua dosen pembimbing, proposal akan diseminarkan dihadapan dengan dosen penguji dan  teman-teman. Setelah proposal selesai direvisi, barulah mahasiswa dipersilakan melakukan penelitian dan menyusun skripsi.
Mudah, bukan? Tapi ternyata tak sesederhana yang aku bayangkan.
Impianku untuk bisa lulus dalam waktu studi 3.5 tahun harus kukubur.

Aku dan teman-teman adalah angkatan kedua di Program Studi Ilmu Komunikasi. Tahu 'kan artinya apa? Artinya masih banyak hal yang terus diperbaiki dan dikembangkan, alias kami masih menjadi bahan uji coba kebijakan instansi.
Belajar dari pengalaman studi mahasiswa dari program studi lain (yang sudah jauh lebih lama berdiri), mereka sudah memulai pembuatan proposal sejak di semester 5 atau 6. Bahkan proposal itu menjadi syarat Ujian Akhir Semester. Hal itu tentu memudahkan mereka untuk menyelesaikan beban studi di semester depan.
So, aku dan teman-teman berbeda dengan mereka. Kami baru bisa memulai proposal secara resmi pada semester 7. Itu pun selang 2 bulan sejak awal masa perkuliahan. Beberapa dosen mengatakan bahwa proses terkendala pembuatan kebijakan baru.

Sebenarnya hal yang aku ceritakan itu bukanlah penghalang yang cukup berarti. Toh dalam waktu seminggu aku sudah bisa menyelesaikan draft proposal lengkap. Aku tinggal melakukan revisi dan revisi lagi setelah mendapat bimbingan dari kedua dosen.
Tapi.... justru inilah yang memakan waktu sangat lama!

Bayangkan saja. Pembuatan proposal yang seharusnya bisa selesai dalam waktu 1 bulan malah tidak selesai-selesai sampai sekarang.
Pada titik inilah aku baru merasakan sendiri betapa repotnya menjadi mahasiswa tingkat akhir. Kadang mahasiswa tidak lulus-lulus bukan karena salah mahasiswanya, tapi dosen pembimbing juga.

Kenapa aku bisa berkata begitu? Ya, jujur saja bahwa tidak semua mahasiswa malas. Banyak diantara kita yang ingin segera lulus dan memulai impian baru 'kan? Tapi semua harus kita pikirkan ulang kalau kita bertemu dengan dosen pembimbing (dosbing) yang super duper sibuk (seperti pengalamanku).

Suka Duka Bersama Dosbing
 
Alkisah, kakak tingkatku sudah sering memberi peringatan bahwa Bapak X adalah seorang yang sangat sibuk. Selain menjabat sebagai Kepala Program Studi, Bapak X mengampu begitu banyak kelas, baik untuk ilmu komunikasi maupun hukum.
Tak hanya itu, Bapak X juga sangat aktif di organisasi sehingga sering ke luar kampus, ke luar kota, dan bahkan ke luar negeri. Dan yang tidak kalah penting, Bapak X sudah tua sehingga sering sakit.
Peringatan-peringatan itu diperkuat lagi oleh pengakuan dari seorang mahasiswa yang tidak kunjung menyelesaikan proposal sejak setahun lalu karena susah bertemu dengan Bapak X.

Mengingat bahwa mahasiswa tidak memiliki hak memilih dosbing, kami para mahasiswa menghindari beberapa dosen dengan cara memilih tema di luar penguasaan mereka. Tak terkecuali aku.
Aku memilih tema mengenai promosi pariwisata yang dilakukan Disbudpar Kota Semarang melalui Denok Kenang. Dengan mantap dan berkeyakinan bahwa aku akan bisa segera sidang skripsi di Desember besok.

Tettt. Tapi ternyata targetku meleset. Bapak X yang kuhindari malah menghampiri, hehehe.

"Okelah. Aku harus lebih giat mengejar bimbingan dia."

Tettt. Lagi-lagi targetku meleset. Tenyata memang sangat sulit bertemu dengan dia! Hahaha.

Bagaikan seseorang yang di-php gebetannya. Begitulah kira-kira nasibku dan teman-teman lain yang bimbingan dengan dia. Di sms tidak dibalas, di chat cuma dibaca, dicari ke ruangan tidak pernah ketemu, ditunggu selesai memberi ajaran di kelas eh malah kelasnya kosong sejak awal.

Kalau ketemu pun jadwal bimbingan baru bisa seminggu lagi. Bahkan pernah 2 kali proposal yang jelas-jelas aku berikan di hadapannya kesingsal alias hilang entah ke mana. Setelah ku print lagi, eh yang lama ketemu. Setelah bimbingan dan revisi baru, bimbingan selanjutnya proposal itu hilang dan malah proposal lama yang ketemu.

Paham sakitnya?

Lalu Apa Yang Bisa Dilakukan?

Btw, biasanya aku naik motor sendiri dari rumah ke kampus. Estimasi perjalanan memakan waktu 20 sampai 35 menit. Artinya, aku sudah membuang sekian banyak jam hanya untuk bolak-balik rumah-kampus dan tidak mendapatkan perkembangan apa-apa.

Sedih. Bahkan aku pernah sampai menangis sejadi-jadinya karena kejadian proposal revisian terbaru hilang. Kebetulan juga aku lupa backup data di komputer/laptop/e-mail dan flashdisk error karena kena virus.
Soooo, aku harus mengulangnya lagi.

Hingga saat ini aku masih menunggu balasan dari beliau untuk memberi bimbingan. Sudah kebal tuh sama istilah "cuma read doang".

Aku pikir inilah waktu yang tepat untuk mencoba hal-hal baru. Mumpung lagi punya banyak waktu luang.

Tips Dari Pengalamanku

1. Sebelum menentukan tema penelitian
  • Pastikan kalian sudah punya gambaran yang jelas tentang ketertarikan kalian. Kalian bisa coba lihat kembali tugas kalian pada semester-semester lalu, membaca banyak literatur atau referensi, meningkatkan ke-kepo-an kalian terhadap fenomena-fenomena di sekitar, dll.
  • Pastikan kalau kalian benar-benar menyukai topik dan tema yang kalian tentukan! Parah sih kalau sampai di tengah jalan kalian jadi bosan sendiri.
  • Kalau kalian tidak punya hak memilih dosbing seperti aku, cobalah kenali dosenmu lebih dekat sejak dini. Apa bidang penguasannya, apakah cocok untuk diajak bertukar pikiran, apakah beliau mudah dikontak, apakah sangat sibuk, dsb. Jujur, kedekatan dengan dosen bisa menjadi nilai tambah kalian untuk segera menyelesaikan tugas akhir :)
2. Dalam masa penyusunan proposal dan skripsi 
  • Perbanyak doa. Apalagi kalau kalian bernasib mirip aku. Semoga tidak ada kendala yang cukup berarti bagi kalian untuk dilalui, hehehe.
  • Teliti dalam backup data. Backup di mana dan kapan saja tiap kali kalian melakukan editing atau mendapat tambahan info!
  • Pastikan selalu disiplin diri. Entah itu dalam urusan manajemen waktu atau berpenampilan. Terutama kalian akan banyak menjumpai orang (dosbing, narasumber) di waktu dan tempat yang sudah ditentukan.
  • Mencoba hal baru yang menarik minat kalian. Kalau aku sih mencoba untuk mulai belajar masak, menulis, dan bahkan bekerja sampingan. Lakukan apa saja yang sekiranya bisa memperkaya hard atau soft skill kalian, gengs. Ini juga penting agar kita tetap fresh dan bersemangat dalam menjalani kewajiban kita sebagai mahasiswa tingkat akhir.
  • Ekspresikan emosi kalian, bahkan ketika kalian merasa sedih dan putus asa. Ada baiknya kalian luapkan itu semua lalu kembali bekerja. Kalau kalian tidak meluapkannya, kalian malah akan jadi semakin terpuruk. Cobalah sharing dan diskusi bersama teman-teman. Dengan begitu kalian akan mendapat energi baru.
  • Jangan menyerah terlalu cepat. Aku yakin sih kalau sebenarnya tak ada dosbing yang mau melihat mahasiswanya gagal. Jadi, tetaplah sopan dan memberikan respon positif terhadap hal terkait dosbingmu itu. Bagaimanapun mereka berjasa besar bagi kelulusan kita nantinya 'kan?
  • Cobalah ambil sisi manfaat dari cerita dan tipsku ini ya. Semoga kalian sukses dan terhindar sebagai korban PHP dosbing. See you on top!

Komentar